Cikal
bakal Cianjur berasal dari perpindahan rakyat dari Sagaraherang Subang.
Daerah ini pernah dijadikan sebagai pusat kekuasaan dan pusat penyebaran Islam yang dipimpin oleh Aria Wangsagoparana. Ia mempunyai 8 orang anak dengan anak tertuanya bernama Jayasasana yang meneruskan ayahnya sebagai penguasa Cianjur.
Daerah ini pernah dijadikan sebagai pusat kekuasaan dan pusat penyebaran Islam yang dipimpin oleh Aria Wangsagoparana. Ia mempunyai 8 orang anak dengan anak tertuanya bernama Jayasasana yang meneruskan ayahnya sebagai penguasa Cianjur.
Jayasasana
bergelar Aria Wiratanu yang pada tahun 1655 menempati daerah baru yang terletak
antara Sungai Cisadane dan Citarum yang mana daerah ini diklaim baik oleh
Belanda sebagai daerahnya maupun Mataram sebagai wilayah kekuasaannya. Ketika
raja Mataram beralih ke Amangkurat, Belanda banyak membantu Mataram, sehingga
Matam pun menyerahkan daerah kekuasaan Wiratanu kepada Belanda, maka di tahun
1677 daerah ini telah merdeka secara de facto, Cianjur pun menjadi sebuah
negeri, dan Jayasasana pun menjalankan pemerintahannya di Cikundul sehingga ia
dikenal dengan nama Embah Dalem Cikundul.
Setelah
Wiratanu meninggal, ia digantikan oleh Aria Wiramanggala yang dikenal dengan
sebutan Dalem Tarikolot dan mengambil pusat kekuasaannya di Cikalong. Dari
Cikalong selanjutnya pindah ke Pamoyanan Cianjur. Setelah kekuasaan Wiratanu
diganti oleh Astramanggala (Wiratanu III), ia memindahkan ibukota Cianjur dari
Pamoyanan ke Kampung Cianjur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar